Antara Pengakuan, ulos dan ingatan akan rumah bapak.
"Aku ke kapel dulu" kataku sebelum berjumpa dengan Romo untuk pengakuan dosa. Selalu saja, mataku langsung tertuju pada kain penutup altar di kapel romo romo sepuh di Girisonta ini. Bagaimanapun, kain ini tepatnya ulos ini, selalu mengingatkanku akan diriku sebagai orang batak. Ulos yang terpampang menutup altar, juga membawa ku menuju rumah masa kecilku. Muncul kembali pengalaman dimana aku begitu dicintai oleh bapak mamak dengan cara mereka masing masing. . Ulos ini, mengingatkanku pula, saat saat menjelang keberangkatanku ke Jawa, bapak dan mamak memberi ulos padaku, katanya walau mereka jauh tetapi ulos ini menjadi lambang bahwa mereka akan "maghokkop", mendoakan, menjaga dan mengharapkan yng terbaik untuk "boru panggoaran" putri pertamanya ini. . Waktu berlalu begitu cepat, tahun 2008 aku meninggalkan tanah kelahiranku, tetapi setiap kali melihat ulos, setiap kali pula aku terkenang masa indah bersama keluarga. . Lalu apa hubungan ul...