Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Menemukan Hening dalam bising

Gambar
  Beberapa hari ini, ruang doa kami pindah ke kapel depan karena kapel kecil yang biasa kami pakai bocor dan harus di renovasi. Perasaan awal yang muncul adalah tidak nyaman karena suara kendaraan dari luar-tepat di sebelah kapel adalah jalan raya- terdengar keras mengalahkan merdunya alunan mazmur yang kami daraskan. Jujur saja, hatiku bergulat ingin agar bisa kembali ke kapel biasa. Hingga suatu malam dalam heningku, saat aku mencoba bersahabat dengan setiap suara yang masuk ke telingaku, membiarkan semua suara itu hadir dan berdamai dengan semua rasa akhirnya membawaku pada sebuah kata bernama keheningan. Suara-suara yang ada, kini bagaikan instrument yang menghantarku pada yang Ilahi. Aku tertegun. Suatu yang dating dari luar bukanlah alas an untuk dapat hening. Yang terutama adalah usaha dan kemauan untuk “berdiam”. Demikianlah kesibukan, kebisingan bukanlah alasan yang dapat mengubah relasiku dengan yang Ilahi. Sesibuk apapun dunia diluar sana jika hatiku dapat kuolah dan kua

Aku sadar bahwa aku tak selalu benar, hanya merasa benar

Gambar
  Siang ini aku mendapat pesan dari yayasan mengatakan bahwa jumlah uang yang aku kirimkan salah. Spontan aku marah karena merasa bahwa aku sudah melakukan penghitungan sesuai dengan perminntaan yayasan. “ Apa ada kenaikan tunjangan lagi? Soalnya saya sudah mengikuti pembayaran bulan April ” kataku agak ketus lewat percakapan whatsaap . Dengan perasan bahwa aku benar, aku melihat lagi catatan bulan lalu. Iya, sama. Tidak ada koreksi. Sampai akhirnya aku lihat mundur. Dan benar saja. Catatan bulan April yang aku gunakan sebagai acuan adalah catatan yang salah. Ya, aku salah. Dan dengan agak malu-malu, aku meminta maaf. Begitulah hidup. Apa yang kita yakini benar, tak selalu benar. Hanya perasaan!! dan ada ruang dimana perasaan kita itu tak dapat melihat lebih jauh ke belakang. Dalam situasi demikian, kita perlu diam sejenak. Menyusuri titik-titik perjalanan yang kita lalui, agar kita tahu dimana letak kesalahan yang kita lakukan. Pengalaman ini, mengingatkanku pada masa-masa postu

BERBAGI HIDUP

Gambar
  Pagi ini, saat sedang melakukan kegiatan rutin di klinik, tiba-tiba satpam memanggil dan mengatakan ada orang-yang tak ku kenal- ingin berbagi bibit pepaya. “Suster, bisa tanam 3 di klinik. Nanti berbuah banyak dan dapat dibagi-bagi”   Dengan senang hati aku menerimanya dan tentunya menanam dengan sukacita pula. Entah mengapa, aku merasa dan meyakini bahwa pemberian sederhana ini adalah berkat . Dari sang pemberi aku belajar untuk berbagi, ya, berbagi kehidupan. Inilah makna terdalam yang ia ajarkan padaku “sudahkan hidupmu membawa hidup bagi orang lain?” Aku sendiri, perlu belajar terus menerus. Sambil menanam pepaya (Red California), aku memohon berkat agar hidupku pun bertumbuh dan berbuah bagi sesama.   Terimakasih semesta dan semua guru kehidupan yang membuatku semakin mengerti dan memaknai hidup dalam terang yang Ilahi.   Salam, Sr Maria Rosa, SDP