Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Hiduplah dalam cinta

Gambar
Tanpa cinta, hidup menjadi gersang. Tanpa cinta, hidup berjalan seadanya. Tanpa cinta, hidup tanpa cita-cita, bisu dan kaku, Tempatkan cinta di dalam hati, maka cinta itu akan menjadi indah. Cinta akan menjadi kekuatan Ilahi yang mengubah duri menjadi mawar, cuka menjadi madu. Cinta mengubah kesedihan menjadi kegembiraan. Cinta mengubah kemarahan menjadi keramahan. Cinta mengubah kecerewetan menjadi nyanyian. Cinta mengubah keputusasaan menjadi pengharapan. Itulah cinta sang Ilahi, yang setia merengkuh hidup ini dari hari ke hari Semoga cinta Ilahi senantiasa mekar dalam diri setiap insan, bagaikan mawar yang terus membuka diri untuk mengangungkan sang pencipta.  With Love, Sr Maria Rosa PI

Engkau yang agung dapat kujumpai dalam segala hal

Gambar
Tuhan Allah kami, Engkau bukan suatu keagungan yang tak dapat disentuh, Engkau tak memakai tempat yang agung dan mulia di bumi ini, sehingga kami tak dapat menjangkauMu. Engkau hadir melalui hari baru, Engkau hadir melalui rahmat baru, Engkau hadir dalam segala hal, terlebih Engkau hadir dalam diri kami Jika Engkau yang begitu agung bisa kami jumpai, betapa beratinya ternyata hidup kami ini. Betapa berharganya kami dalam pandanganmu dan betapa indah rancanganMu dalam hidup kami. Maka kau tempatkan kami di dunia ini, untuk berkarya bersama Engkau, mencintai dan memulihkan kehidupan Terimakasih Tuhan untuk seluruh hidup kami, ini kami datang untuk hidup bersama Engkau dalam dunia ini... Tua Providentia Pater Gubernat Sr Maria Rosa, PI

kembali ke Galilea

Setelah Yesus bangkit dan berjumpa dengan para muridNya, kegembiraan yang mendalam sangat dirasakan para murid. Bisa dibayangkan, kehilangan orang yang diandalkan dan dikagumi tentu menjadi luka yang sangat mendalam. Ketakutan menjadi teman dalam perjalanan mereka selanjutnya. Mungkin seperti sakitnya diri kita saat ditinggal orang yang sangat berharga dalam hidup. namun, tanpa diduga tiba-tiba Yesus muncul kembali dan menyapa mereka "Damai sejahtera bagiku". Inilah peristiwa iman yang membuat para murid tercengang dan memahami ungkapan Yesus mengenai kebangkitanNya. Dalam kegalauan dan kekalutan yang dialami para murid, Yesus datang dan menyapa "Damai Sejahtera bagiMu" Salib yang sangat besar, tentunya membawa kegembiraan yang sangat besar pula. Salib yang dibawa Yesus dalam jalan penderitaanNya hingga akhirnya wafat dan bangkit, telah membangkitkan keberanian yang besar pula bagi para murid untuk mewartakan apa yang mereka lihat, alami bersama Yesus. meliha

Konsistensi iman

"Bukankah mereka yang berteriak "Hosanna Putera Daud", adalah juga yang berteriak "salibkan Dia???" itulah sepintas pertanyaan ku ketika merayakan minggu palma kemarin. seorang temanku menimpali "ya.. bisa jadi, walau tak semuanya" aku terdiam, bukan seberapa banyak yang berbalik arah dari mengelu-elukan Yesus sebagai raja menjadi berteriak dengan sangar memaksa Yesus di salibkan, tapi bagaimana konsistensi iman sebagai pengikut Yesus??? hari ini, ketika aku merenungkan kembali bacaan injil yang ditawarkan oleh gereja, pertanyaan yang sama muncul kembali. bagaimana konsistensi iman itu berlangsung???Simon Petrus, sang murid yang serta dalam perjalanan Yesus yang dengan gagah berani mengatakan "aku akan memberikan nyawaku bagiMu" saat Yesus memberitahukan perihal kematiaanNya, akhirnya tiga kali menyangkal Yesus hanya karena pertanyaan seorang wanita dan orang-orang yang sederhana dan tak punya kekuasaan. Petrus yang dengan gagah ingin mem

Yesus hadir dalam dan melalui diriku

Apakah engkau Yesus??? Suatu hari, beberapa salesmen mengadakan pertemuan. Mereka memberitahu keluarga bahwa pertemuan akan selesai sore hari. Namun karena beberapa hal, pertemuan menjadi sangat lama dan mereka menjadi sangat tergesa-gesa untuk kembali ke rumah. Mereka berlari menuju bis. Seorang dari salesmen itu tanpa sengaja menabrak meja buah-buahan seorang pedangang. Hal ini mengakibatkan buah berserakan dan rusak. Dia turun kembali dari bis dan mengambil buah-buah yang berserakan itu. Ia menjadi iba karena banyak buah yang rusak. Lalu ia menemui penjual buah itu, yang ternyata adalah seorang yang buta dan membayar sejumlah buah buah yang rusak. Setelah semua beres, ia meninggalkan penjual buah itu dengan hati lega. Tiba0tiba seorang anak dari antara kerumunan itu berkata “apakah engkau Yesus???” salesmen itu hanya terbengong dan melanjutkan perjalanannya. Cerita ini begitu menyentuhku. Pertanyaan anak kecil itu ingin kurefleksikan lebih mendalam. “apakah engkau Yesus?” m