Yesus hadir dalam dan melalui diriku



Apakah engkau Yesus???
Suatu hari, beberapa salesmen mengadakan pertemuan. Mereka memberitahu keluarga bahwa pertemuan akan selesai sore hari. Namun karena beberapa hal, pertemuan menjadi sangat lama dan mereka menjadi sangat tergesa-gesa untuk kembali ke rumah. Mereka berlari menuju bis. Seorang dari salesmen itu tanpa sengaja menabrak meja buah-buahan seorang pedangang. Hal ini mengakibatkan buah berserakan dan rusak. Dia turun kembali dari bis dan mengambil buah-buah yang berserakan itu. Ia menjadi iba karena banyak buah yang rusak. Lalu ia menemui penjual buah itu, yang ternyata adalah seorang yang buta dan membayar sejumlah buah buah yang rusak. Setelah semua beres, ia meninggalkan penjual buah itu dengan hati lega. Tiba0tiba seorang anak dari antara kerumunan itu berkata “apakah engkau Yesus???” salesmen itu hanya terbengong dan melanjutkan perjalanannya.
Cerita ini begitu menyentuhku. Pertanyaan anak kecil itu ingin kurefleksikan lebih mendalam. “apakah engkau Yesus?” mengapa ia berkata demikian???? Aku menemukan jawabannya. Anak kecil itu menemukan kehadiran Yesus melalui pribadi dan peristiwa yang ia jumpai. Menemukan kehadiran Yesus??? Kembali menjadi pertanyaan bagiku. Apakah aku sungguh mampu menampakkan kehadiran Yesus  pada sesamaku? Kurenungkan lagi, bagaimana mungkin aku boleh menampakkan kehadiran Tuhan jika aku sendiri tidak mengalaminya???
aku menemukan, bahwa ternyata, panggilan hidup sebagai religius mengarahkanku untuk semakin menjadi tanda kehadiran Yesus didunia ini. menghadirkan Yesus dalam hal yang kecil dan sederhana, yang seringkali mungkin terlupakan oleh banyak orang. dimulai dari orang-orang terdekat. sesama susterku di komunitas, orang yang sedang bersamaku saat ini. hal sederhan, memberikan senyum pada orang yang berpapasan denganku, meminta maaf saat aku melakukan kesalahan, mengucapkan terimakasih atas bantuan orang lain, dan hal lain rasanya yang amat sederhana. disanalah Kristus hadir. juga saat mengamati dalam hidup berkeluarga, sebenarnya Tuhan menghadirkan diri dalam setiap pribadi.
aku menjadi tertawa, tetapi juga belajar memetik makna ketika mengenang cerita yang ku dengar natal tahun lalu. Rm berkotbah, bagaimana ternyata ungkapan yang sederhana dan biasa menjadi suatu yang aneh dan mengherankan bagi banyak orang. demikian ceritanya.
sekelompok ibu-ibu WKRI berencana untuk mengadakan seminar dengan tema "membangun relasi yang harmonis dengan pasangan" setelah semua diatur, terjadilah seminar dengan mengundang seorang pembicara. diawal seminar, pembicara bertanya "kapan terakhir kali anda mengatakan "aku mencintaimu" pada pasangan anda masing-masing??" peserta terdiam dan ternyata semua peserta tidak ingat lagi kapan hal itu terjadi. lalu pembicara mengajak setiap peserta untuk mengambil HP, BB, dan meminta untuk mengirimkan pesan singkat pada suami masing masing, "papa, aku mencintaimu" semua peserta melakukan. beberapa menit kemudian pesan balasan pundatang.
ketika membaca pesan itu, jawaban2 yang tak terduga oleh istrinya.
suami 1: ma, mama kenapa??? tabrakan ya, kok jadi error kayak gini??
suami 2: mama mau minta dibelikan apa to? kok pakai acara begini-beginian??
Suami 3:udah deh ma, uang yang papa berikan kemarin kurang ya?
suami 4: mama, mama mau kirim sms kepada siapa ini?? apa mama selingkuh??
dan yang lebih parah lagi
suami 5: maaf, ini siapa ya?
cerita pun berhenti sampai disitu. inilah satu realita, bahwa ternyata ungkapan sederhan dalam keluarga seringkali terlupakan yang akhinya menimbulkan kecurigaan.  
realita, menjadi tempat untuk belajar dan sesama adalah hadiah yang dianugerahkan dalam perjalan kita untuk menghadirkan Allah di dunia ini.
Hal inilah yang juga kuperjuangkan dalam perutusanku . Dalam kesibukan dan pergulatan, dalam semangat dan kerapuhan hidup, belajar terus untuk menemukan Tuhan dalam segala hal, terlebih menghadirkannya pada sesama. Tidak mudah. Banyak tantangan dari diriku dan dari luar diriku.Tapi, Tuhan yang akan memampukan. maka, seandainya anak kecil itu bertanya kepadaku  "apakah engkau Yesus??" aku akan menjawab "bukan, tetapi pribadi yang terus menerus berjuang menampakkan kehadiran Yesus"

Tuhan memberkati kita semua

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN