Konsistensi iman


"Bukankah mereka yang berteriak "Hosanna Putera Daud", adalah juga yang berteriak "salibkan Dia???" itulah sepintas pertanyaan ku ketika merayakan minggu palma kemarin. seorang temanku menimpali "ya.. bisa jadi, walau tak semuanya" aku terdiam, bukan seberapa banyak yang berbalik arah dari mengelu-elukan Yesus sebagai raja menjadi berteriak dengan sangar memaksa Yesus di salibkan, tapi bagaimana konsistensi iman sebagai pengikut Yesus???
hari ini, ketika aku merenungkan kembali bacaan injil yang ditawarkan oleh gereja, pertanyaan yang sama muncul kembali. bagaimana konsistensi iman itu berlangsung???Simon Petrus, sang murid yang serta dalam perjalanan Yesus yang dengan gagah berani mengatakan "aku akan memberikan nyawaku bagiMu" saat Yesus memberitahukan perihal kematiaanNya, akhirnya tiga kali menyangkal Yesus hanya karena pertanyaan seorang wanita dan orang-orang yang sederhana dan tak punya kekuasaan. Petrus yang dengan gagah ingin membela Yesus, juga jatuh pada ketakutannya untuk mengakui Yesus sebagai gurunya.
inikah realita iman kita sebagai murid Kristus?? sebagai pribadi yang terpanggil untuk mengikutinya???
sepertinya Yesus mengingatkan Petrus, "jangan sombong" karena sebelum ayam berkokok ia telah menyangkal Yesus tiga kali.
Kebersamaan dengan Yesus, seringkali menjadi penghiburan dan kekuatan bagi kita. namun, Yesus mengingatkan agar kekuatan dan segala penghiburan itu disimpan dan resapkan secara mendalam, sehingga dalam pencobaan dan kegelapan iman, kita tetap mengalami Yesus yang sama, cinta yang sama dan keberanian yang sama atau bahkan lebih besar untuk menghadapi pergulatan hidup.
beriman akhirnya menjadi proses terus menerus dalam hidup yang tidak pernah selesai dan berhenti pada satu pengakuan saja. beriman akan Yesus setiap kali ditatapkan pada ketidakmudahan hidup. namun, iman itu yang akhirnya menjadi suluh dan kekuatan dalam perjalanan kita. iman bukanlah penyelesaian dalam setiap permasalahan hidup kita. iman itu ibarat sebuah lampu yang menerangi dalam kegelapan hidup kita, dan itu cukup untuk melakukan sebuah perjalanan untuk menuju esok hari yang terang.

selamat memasuki pekan suci dalam berkat Tuhan

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN