"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"
Sepulang dari kerja hari ini, aku mampir ke TPA menyapa
anak-anak yang sedang bermain. Sampai disana, seorang anak umur kira kira 2 tahun
mendekati ku. Dengan kata-kata yang tidak begitu jelas dia mengadu padaku
“akal.. akal..” sambil menunjuk teman-temannya yang lain. Aku tau maksudnya.
Teman-temannya nakal, tidak mengajak dia bermain. Aku pun mendekati anak-anak
lain, sambil melap ingus anak yang menangis tadi. “hallo, kenapa temannya nggak
diajak main?” satu anak langsung menimpali “nggak mau, dia ada ingusnya”
spontan aku tertawa. Oalahh. Mereka tidak mengajak temannya bermain karena ada
ingus- yang memang sangat banyak- . “udah, ini sudah sr bersihkan. Ayo, temanan
lagi” mereka menerimanya dan bermain kembali.
Itulah dunia anak-anak. Mereka apa adanya. Dengan
terang-terangan mereka mengungkapkan apa yang tak mereka senangi terhadap suatu
hal. Mereka tidak berpura-pura, to the point.
Tetapi berbeda dengan orang dewasa. Kadang kala, tidak
berani jujur menunjukkan kekurangan sesamanya. Mereka memberi label yang kadang
kala tidak diketahui oleh orang tersebut. Kadang kala pula, baik di depan
tetapi “ngrasani” di belakang. Akhirnya membuat sama-sama tidak berkembang,
masalah tidak terselesaikan.
Anak kecil ini mengajariku, bahwa masalah bisa diselesaikan
saat orang terbuka dan jujur pada sesama. Memberikan kritik yang membangun
tanpa memberi label pada seseorang. Dengan demikian, orang lain pun akan
belajar dan tau dimana letak kekurangannya. Akhirnya, persahabatan terjalin
kembali dan suasana persaudaraan pun tercipta.
Jika “ya” hendaklah kamu katakan ya, jika “tidak”, hendaklah
kamu katakan tidak. Lebih dari pada itu adalah pkerjaan si jahat.
Salam
Sr Maria Rosa PI
Komentar
Posting Komentar