GURU
Saat kami masih asik
bersenda gurau dengan segala perbincangan yang kadang tidak begitu penting, ia
telah menghilang. Kami sudah tahu, dia pasti ke ruang kelas mendahului kami.
Sambil menunggu waktu pelajaran, kami masih asyik saja saling berbagi atau dengan
segala kesibukan masing-masing.
Saat waktu nya
pembelajaran dimulai, dan kami telah masuk kelas, Kami akan disambut dengan
seorang guru yang telah siap menunggu di kelas dan yang pasti : papan tulis
telah penuh dengan tulisan tangannya akan materi yang akan di ajarkannya saat
itu.
Pembelajaran selalu
dimulai dengan mendaraskan Mazmur dan setiap kali, ia akan mengajak kami
hening, bersyukur atas segala keindahan dan rahmat yang Tuhan berikan.
Di waktu yang
berlainan, saat kami sedang mendalami kisah Ayub, kami sampai pada teori dimana
Allah memperhatikan seluruh ciptaan-Nya dan memelihara semua dalam Kasih-Nya.
Tak lupa ia mengajak kami untuk “merenung dan mencari” simbol tentang kasih
Allah yang luar biasa, yang mampu menghidupkan kembali. Intinya, aku mencari
simbol kekaguman atas keagungan Allah dalam hidupku. “Nanti sore kita akan
membawa simbol masing-masing dan sharing di kelas” demikian ungkapnya
mengakhiri pelajaran siang itu dan kami pun berhamburan menuju ruang makan untuk
mengisi “kampung tengah” kami.
Sore pun tiba. Masih
seperti biasa, dia telah menunggu di kelas dan papan tulis telah penuh dengan
catatan tangan untuk materi sore itu.
Sesuai perjanjian, kami
akan sharing refleksi kami dan menujukkan simbol yang telah kami temukan
masing-masing. Yang mengagetkan bagi ku adalah setelah kami semua selesai
sharing, ia pun mengeluarkan “hasil penemuannya”
“tadi saya
berjalan-jalan, dan menemukan benda yang unik ini. Lumut yang tumbuh menghijau
diatas batu yang keras. Betapa mengagungkan. Dalam suatu yang keras pun, Tuhan
memberikan kehidupan. Bukankah begitu dalam hidup ini? Dalam suatu yang
tampaknya keras, Tuhan pasti akan memberikan kehidupan baru bagi kita”
Ia mengakhiri
sharingnya dengan meletakkan batu yang ditumbuhi lumut menghijau itu diatas
meja.
Kami semua terdiam.
Itulah cara dia
mengajar kami. Perjumpaan satu kali sebulan adalah saat yang sangat kami
nanti-nantikan.
Dia guru yang sangat
hebat! Tak hanya menyampaikan teori tetapi teori itu telah menyatu dalam
hidupnya. Aku katakan dialah “teori yang berjalan.”
Dia guru yang
sederhana, bisa saja dia memakai laptop dan segala kecanggihan aplikasi dunia
moderen, tapi yang ia lakukan adalah: masuk kelas lebih dahulu lalu menulis
materi yang akan dia ajarkan di papan tulis dan menunggu di ruang kelas.
Dia guru yang luar
biasa, karena dalam waktu sekejab, dia bisa menghapal nama orang-orang yang ada
dikelasnya, dan ia mengingatnya dalam perjumpaan selanjutnya. Aku selalu
terharu saat dia memanggilku dengan namaku. Artinya, dia mengenal setiap orang
dikelasnya lebih dari relasi pengajar dan yang diajar.
masih dalam rasa
kekaguman, muncul pula kenangan saat di kapel, waktu doa sore atau menjelang
ekaristi-aku lupa- tapi yang kuingat, kami sedang berada di kapel. Tiba-tiba
ada yang menepuk pundakku perlahan dan ia dari belakang memperbaiki kerah
bajuku yang belum rapi.
Ialah guru. Dan semua
orang yang berjumpa dengannya mungkin memberikan kesan yang sama denganku.
Saat aku menuliskan
kisah ini, tiba-tiba saja aku merasakan kerinduan yang mendalam padanya.
Dialah guru yang
sebenarnya adalah seorang gembala. Ia bersedia untuk mengajar kami para
postulan dan Novis gabungan beberapa konggregasi untuk mendalami tentang Kitab
Suci Perjanjian Lama. Materi terakhir yang kami dalami adalah tentang Ayub.
Lama kami tidak ada kelas karena beliau tidak bisa mengajar sampai akhirnya
kami dengar berita, ia telah berjumpa dengan Yesus yang dikasihinya.
Ialah guru, yang adalah
sang imam, yang setiap minggu mengambil waktu 1 kali kunjungan untuk inspirasi
berkotbahnya. Aku selalu kagum padanya.
Bagi dia, semua orang
mendapat tempat. Dan tentu, ia ada dihati orang yang pernah menjumpainya.
Ialah Rm Stanislaus
Kotska Darmawijaya, Pr.
Hari guru ini,
mengingatkanku padanya, sosok sang guru dalam perjalanan ku
Selamat hari Guru, 25
November 2017.
Selamat menjadi berkat
bagi setiap orang yang dipercayakan.
Terimakasih para
pejuang insan cendikia.
Selamat buat para guru
YPII, semua guru dimana pun, tante dan abang, saudara dan saudari. Semoga
berkat Tuhan selalu melimpah. .
Sr Maria Rosa PI
Komentar
Posting Komentar