Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

WENING GALIH

Gambar
Telah usai. Satu persatu anak memberikan ucapan selamat siang dan sampai jumpa minggu depan. Ada yang dengan penuh perhatian sambil memberi senyum manis, ada yang sekedar salaman karena sudah diburu perasaan ingin pulang. Hening, memenuhi ruangan itu. Bangku-bangku sekolah pun telah ditaruh di atas meja, kebiasaan baik seusai pelajaran berakhir. Tinggal aku sendiri di ruangan ini. Menatap sudut demi sudut dihadapanku. Pikiranku, tiba-tiba melayang pada masa lalu. Saat aku mengalami masa-masa belajar seperti anak-anak yang kujumpai hari ini. Masa-masa dimana kebisingan dan permainan menjadi bagian dari hari-hari kami. Masa-masa dimana kami sangat senang bila guru tak masuk sekolah, ah, betapa bodohnya!! Tapi itu adalah keindahan tersendiri bagi kami, setidaknya bagi diriku. Tiba-tiba saja, aku merindukan masa-masa sekolah dulu. Saat bangun pagi-pagi, tepat jika mati lampu. Ibu ku akan bersikeras agar kami cepat-cepat mandi, atau taruhannya adalah ditertawakan teman

CINTA MELEBUR DALAM ABU

Gambar
                                           Itulah yang diungkapkan seorang sahabat ketika kutanya bagaimana perasaannya saat ini. Aku tahu, ia sedang bergulat dengan kisah cintanya yang sudah berada di ujung tanduk, dan memang pada akhirnya tak dapat diselamatkan, menurut pengakuannya. Cinta yang ia bangun bertahun tahun dalam ketekunan dan perjuangan, serasa hancur, remuk, terbakar, menghilang tanpa bekas. Begitulah kalau aku bisa membahasakan kisah pilunya. Adakah cinta begitu kejam sampai kandas pada remukan debu? Apakah cinta sebegitu keras sampai bisa hancur dan meninggalkan luka berjejas? Semua yang dialaminya serasa menyakitkan bahkan serasa tak masuk diakal. “aku harus memulai dari nol, dalam kesendirian, oleh diriku sendiri, walau ku tahu ini tidaklah adil bagiku” itu ungkapnya mengakhiri pembicaraan kami. Aku menghela nafas panjang. Aku mengenal dia sosok perempuan yang tegar dan pejuang keras, bahkan saat ia merasa cintanya dinodai dan dikhianati ia masih te

JUST BELIEVE

Gambar
Jalan itu kadang berbatu, kadang tak menentu. Teruslah menapak dengan yakin. Cari sesuatu yang bisa kau pegang, yang membawamu melangkah ke tempat kemana engkau ingin sampai. Teruslah bahagia, karena selalu ada alasan untuk bahagia. Jangan tanya bagaimana caranya? Berjuanglah sampai engkau adalah cara untuk berbahagia. Setiap orang punya alasan keberadaannya di dunia ini.. Jika engkau tak menemukannya, cobalah tanya pada bayi yang baru lahir, mengapa Tuhan mengutus ia meninggalkan surga untuk menjumpaimu di dunia ini. Teruslah bahagia, karena selalu alasan untuk bahagia. Orang  Jawa mengatakan “Urip kui urup, yen ora urup ya mboten urip” hidup itu ya hidup...” ada daya jiwa. Jika tidak ada daya jiwa, itu lah kematian. Bagaimana kita bertahan dalam kehidupan yang berjalan tanpa Roh? Bagaimana kita bisa membawa badan yang tanpa daya jiwa? Teruslah bahagia, karena nyatanya ada suatu kuasa diluar diri kita, yang berkuasa mengatur hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

YOU ARE AWESOME

Gambar
Ahhh.. aku pulang dengan rasa ngantuk dan lapar. Ku taruh saja tas dan laptopku diatas kursi. Segera aku berbalik arah menuju  refter.  Belum sempat kakiku melangkah, aku telah berhenti saat mataku menangkap sekelebat bayangan di arah kapel. Ku perjelas dengan mengintip. ahaaaa!!!! betapa indahnya.  mbak Rini telah menata kapel dengan sangat indahnya. Rangkaian sederhana, tetapi sungguh bagus. Aku senang memandangnya.  .. .. Hari berganti, sampai tiba hari Rabu, jadwal dimana aku menata kapel kembali. setelah pulang dari klinik, langsung saja aku menuju kapel. .. lagi-lagi, aku terkaget dengan hiasan sederhana namun indah telah menghiasi kapelku. ditambah lagi ada tulisan KA didekor di dalam batu-batu... Aku penasaran. Apa arti tulisan itu. Kami satu komunitas mereka-reka saja, sambil memuji perkembangan sang karyawan kami ini.  .. Bukankah suatu yang membahagiakan, saat apa yang baik yang kita kerjakan dapat diterima bahkan dikembangkan oleh orang lain.  .

HUJAN

Gambar
     Hujan siang itu menarikku untuk keluar rumah. Ku turuti saja. Dingin yang menyengat tak menghalangi asaku yang beberapa hari ini sedang rindu untuk menatap dan menyentuh hujan. Ku buka tangan ku. Kubiarkan butiran-butiran lembut tetapi menyimpan kekuatan, mengenai tepat di telapak tanganku. Hujan ini, membawa seluruh diriku berlari ke masa kecilku. Masa anak-anak yang bermain dengan senangnya di bawah hujan. Saat dimana kami sebagai anak kecil mengalami bahwa hujan membuat sakit hanyalah mitos. Bermain di bawah hujan sungguh kegembiraan yang membebaskan.     Hujan yang sama itu pula, membawa ku pada masa remaja. Saat gelegar petir menyambar di sekelilingku, yang membuatku bersama ibu kala itu mau tak mau harus berlari menuju “ sopo”. “Sopo” adalah tempat berteduh sementara yang dibangun sederhana di ladang. Aku masih dapat merasakan dinginnya hujan yang menyentuh kulitku kala itu. Di sopo itu, aku dan ibu ku diam saja menatap rintik-rintik hujan. Dalam hening itu, ku dengar ib