Dua Saset Coklat dan Cinta dalam persahabatan

 

 



“Aku bawa dua saset coklat, satu untukmu, satu untukku” katanya sambal meletakkan 2 bungkus coklat diatas meja

Tentu saja ini adalah hal yang sangat menggembirakan bagiku. Sahabat ku ini, selalu punya cara untuk berbagi semangat. Segelas coklat telah kunikmati, sesaat setelah ia memberikan. Karena terburu-buru saat beres-beres saat hendak melanjutkan perjalanan, sesaset coklat itu tertinggal di kamar dan aku menyimpanya. Berhari hari, tak tersentuh. Aku tersadar ketika beres beres lagi.

“Lu, coklatmu untukku saja ya” sapaku lewat pesan WA

“Coklat apa?” tanyanya, mungkin pula tak ingat lagi kalau dia punya sesaset coklat yang tertinggal.

“Duluuuu, coklat saset” jawabku singkat dan diikuti jawaban ya darinya.

Pagi ini, sambil menunggu perkuliahan aku menyeduh segelas coklat hangat. Betapa manisnya!! Semanis persahabatan yang kami jalani hingga saat ini.

Aku belajar banyak darinya. Belajar untuk mencintai dengan hal kecil dan sederhana. Sekali lagi, dia selalu punya cara kreatif untuk berbagi semangat.

Ini bukan saja soal coklat, tetapi bagaimana persahabatan itu perlu dirawat. Bukan pula, soal hal-hal yang mewah dan luarbiasa. Pagi ini bercerita padaku tentang cinta yang hadir dan mewakili, lewat manisnya coklat hangat yang ku seruput.

Pagi ini, dia melanjutkan perjalanan menuju kota Metropolitan dan aku melanjutkan tugasku di kota beraroma tembakau di Temanggung, semangat dari dua saset coklat menjadi semangat untuk bertugas kembali. Terimakasih, Lu….

 

8 Juli 2022

-Rosa Sagala, SDP-

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN