Sensitif?
Sensitif, bagaimana mungkin? Tadi siang, setelah latihan persiapan Temu Hari Anak Misioner di Paroki, bersama Sr. Paulina aku segera pulang ke komunitas karena sudah janjian untuk Yoga dengan pasien. Di perjalanan, aku teringat bahwa perlu membeli buah untuk komunitas. Maka mampirlah kami di toko buah langgaran. lihat sana-sini, sampailah pada keputusan untuk membeli duku. Saat hendak memilih, sang penjual katakan “ pakai ini mbak, soalnya buahnya sensitif ” katanya sambil menyodorkan piring melamin padaku. Aku mengernyitkan kening. “ kalau disentuh tangan, buahnya sensitif, jadi cepat hitam mbak ” lanjutnya seperti membaca pikiranku. Buah duku, gampang menghitam- sensitif- seperti bahasa penjual buah. Kata -kata itu masih menggelitik dihatiku, buah duku mempunyai sensitifitas pada panas sehingga saat disentuh oleh tangan manusia, cepat berubah menjadi hitam. Buah si buruk rupa demikianlah duku sering dijuluki, walaupun sebe...