Ia yang mempunyai, ia-lah yang mampu memberi




Setiap orang pernah mengalami dicintai dan mencintai. Pengalaman cinta akan membuat manusia menjadi lebih kreatif, lebih hidup. Seorang ibu atau ayah yang mencintai anak-anaknya akan merelakan seluruh dirinya untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Seorang anak yang mencintai orang tuanya akan berjuang melampaui kesulitan hidupnya dan memberikan kebahagiaan dan persembahan yang terbaik baik orang tuanya. Demikian juga setiap pasangan akan menunjukkan cinta pada pasangannya dengan kesetiaan dan pengorbanan yang besar melampaui keterbatasan diri sendiri.
Pengalaman manusiawi ini, menjadi gambaran yang menyatakan cinta manusia, cinta kita pada yang Ilahi. Tidak ada cinta tanpa perbuatan. Tidak ada cinta tanpa pengurbanan dan pemberian diri. Hanya orang yang pernah mengalami cintalah yang mampu memberi cinta pada sesama. Hanya mereka yang pernah diampunilah yang mampu memberikan pengampunan pada sesamanya. Maka yang perlu kita renungkan adalah saat mana kita sudah mengalami diri dicintai oleh Allah. Dalam perjalanan kehidupan, peristiwa manakah yang membuat kita berani mengatakan “Allah begitu mencintai aku”. Pengalaman cinta itu menjadi berkesan dan mendalam bukan karena besarnya peristiwa yang kita alami, tetapi seberapa dalam kita menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita. Seberapa kuat keyakinan kita bahwa Ia tidak pernah salah dalam menyelenggarakan kehidupan kita.
Cinta itu kreatif, sama seperti Allah yang selalu kreatif dalam menyatakan cinta-Nya pada manusia. Seringkali kita menyadari ini saat kita ada dalam penderitaan. Kita menghargai nafas kehidupan yang diberikan Allah secara gratis setiap hari ketika kita atau orang yang kita cintai terbaring lemah dan memerlukan alat bantu pernafasan. Seringkali kita baru menyadari indahnya matahari pagi saat kita berada dalam kegelapan yang tak berkesudahan. Seringkali kita baru bersyukur atas setangkai bunga yang sedang mekar saat kita berada dalam kekeringan yang berkepanjangan. Inilah kerapuhan kita. Namun cinta menantang kita untuk berani keluar dari kerapuhan kita. Allah adalah sumber inspirasi yang tak kunjung habis daya cinta-Nya. Dari pada-Nya kita belajar untuk mencintai. Dari-Nya kita telah mendapatkan cinta dari pada-Nya jugalah kita belajar untuk mencintai kehidupan. Mencintai setiap orang yang ada disekitar kita, mencintai keluarga, sahabat negara dan gereja serta mencintai alam semesta ini. Cinta yang berbuah bagi kehidupan itulah cinta yang nyata. Kita telah diberi banyak oleh Allah, maka marilah kita juga bekerja sama dengan Allah untuk memberi CINTA pada kehidupan. Tuhan memberkati, (Sr Maria Rosa PI)



Komentar

  1. Malam Suster Rosa baik sekali artikelnya, ya Tuhan memberikan cinta kepada kita manusia dengan menyerahkan Putra tunggalNya guna menebus segala dosa manusia. Berkah dalem

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN