Tuhan memberikan rahmat di setiap jawaban “Ya” yang diucapkan untuk mengikuti kehendak-Nya.

Hari ini...


Aku mengadakan perjalanan yang cukup jauh dari Temanggung ke Magelang untuk urusan sebuah perizinan. Perjalanan itu tampak begitu tak mudah karena hujan lebat turun mengguyur seluruh tubuh. Belum sempat sebuah keluhan keluar dari mulut, tiba-tiba saja pandangan mata sudah tertutup oleh butiran hujan yang mengganggu dalam perjalanan. Tangan mulai kaku, dingin mulai menusuk sampai ke tulang-tulangku. Alih-alih mengeluh, guyuran air hujan ini lebih membuatku beryukur. Setidaknya, aku masih bisa menikmati guyuran hujan di belakang rekan kerja, yang berjuang mengemudikan sepeda motor, berpacu dengan kendaran-kendaraan lain dan aku duduk tenang dibelakangnya. Dalam keheningan bersama alam yang bersenandung di bawah hujan, aku mengenang kembali perjalanan menanggapi panggilan-Nya. Banyak hal tak terduga dalam perjalanan itu, juga sering kali berjumpa dengan gang buntu. Ah, tentu ini sangat tidak mengenakkan. Harapan untuk segera sampai pada tujuan segera saja terhenti dan harus mundur sejenak mencari jalan lain.

Adakalanya, jalan itu tampak berkelok-kelok, tak tahu dimana ujung dan pangkalnya. Setelah lelah berjalan dan mencari, ternyata impian untuk sebuah perjalanan hanya selangkah jauhnya dari tempat kita berdiri.

Tetapi apakah yang terpenting dalam perjalanan itu? Prestasi-prestasi dan pencapaian yang memuaskan? Kebanggan pada diri karena telah berjuang luar biasa? Pujian akan sebuah keberhasilan? Berdiri di puncak perjuangan memegang piala kemenangan?

Tidak!!!

Perjalanan itu akhirnya membuatku mengerti, betapa Ia dekat dan nyata menopang jalanku. Betapa nyata kehadiran-Nya dalam setiap air mata dan peluh yang tercurah. Jawaban “Ya” yang ku katakan untuk berjalan bersama-Nya, selalu saja diikuti dengan rahmat melimpah yang memampukanku.  Aku semakin mengerti bahwa ketika Ia mencintaiku, Ia mencintai sampai kesudahannya.

Hujan masih mengguyur tanah yang kupijak. Tetapi dingin itu, kini telah berganti kehangatan dan rasa syukur atas sebuah perjalanan yang menyenangkan. Selembar kertas perizinan yang kuharapkan telah ku bawa pulang ke klinik untuk perutusan selanjutnya.

Hodie Incipiam. Hari ini aku akan memulai lagi, untuk mencintai Engkau dan membaharui jawaban “Ya” ku pada-Mu, lagi dan lagi.

Sr Maria Rosa, SDP



Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN