Re-Set
(Gambar dari internet)
Dari
tadi sore aku sedikit terganggu dengan layar handphone-ku yang tiba-tiba
berubah warna menjadi tampak kekuningan dan buram. Aku coba mencari-cari
penyebabnya di pengaturan tetapi tak kunjung menemukan. Kubiarkan, karena aku sudah
lelah mencari cara mengubah warnanya.
Malam
pun tiba, aku kembali membuka hp-ku dan masih menggerutu dengan warna yang tak
jelas dipandanganku. Aku buka kacamata, berharap penyebabnya adalah kacamataku
yang buram. Sama saja, bukan. Lalu, tanpa sengaja, aku menggeser bagian atas
layar, menemukan item yang membuat warna layar berubah menjadi perisai malam. Sekali
klik! Beres. Layar hp-ku kembali cerah
..
Berubah
warna! Menjadi buram!
Kadangkala
begitulah hidup. Ada settingan yang berganti yang membuat kita menjadi tak
dapat menikmati hidup.
Kelelahan,
banyaknya tuntutan, tugas rangkap, atau bahkan saat tak punya suatu tujuan yang
ingin diperjuangkan dalam hidup.
Healing! Begitulah kerinduan banyak orang
untuk menjernihkan hatinya. Tetapi kadangkala, healing yang dicari tak kunjung
mengubah settingan hidup menjadi lebih baik. Setelah menonton film
kesukaan selama berjam-jam, bahkan berseri-seri, hati kembali gundah dan gulana.
Setelah ngobrol ngalor ngidul, nongkrong sambil minum kopi, tetap saja hati
kembali hampa.
Sejatinya,
healing terbaik adalah saat kita kembali ke jiwa! Kembali ke diri
sendiri dan bertanya dengan jujur apa kerinduan jiwa yang terdalam, dimana
kedamaian hati yang sejati. Healing yang terbaik bukan soal kemewahan
dan suatu yang mahal. Bahkan, hanya duduk menikmati teh hangat tanpa gula juga
dapat membuat mu bersyukur akan hidup.
Cobalah
menepi sejenak. Mungkin kau sudah terlalu lelah berjalan mengejar waktu yang tampaknya
24 jam kurang untuk kau jalani. Cobalah ambil secangkir teh hangat, cium
aromanya. Minum sedikit demi sedikit. Dan mulailah bayangkan. Sebuah proses
yang menjadikan teh itu kini berada dalam gelas yang kau genggam.
Perjalanan
teh, dimulai dari seorang petani yang menanam benih. Benih yang bertumbuh
menembus bumi, akarnya yang berjumpa dengan gelap, bebatuan, air, tanah dan
binatang-binatang kecil ditanah. Sampai akhirnya ia bertumbuh, berjumpa dengan
kehangatan matahari. Daunya dipetik, dijemur, dikeringkan, dipanggang. Dipilah dan
diolah sampai serbuk yang siap dinikmati dengan bantuan air panas. Perjalan teh,
kadangkala seperti perjalanan kehidupan kita. Perjalanan kehidupan yang kadangkala
membentukmu begitu keras, begitu tidak mudah dan itulah yang kadang kala membuat
hidup makin keruh. Menepilah. Ambil jeda. Pause. Nikmati setiap alur kehidupan
yang saat ini kau jalani. Pahitnya, sakitnya, manisnya dan indahnya hidup.
Hari
ini, marilah memulai. Atur kembali settingan hidupmu. Agar makin jernih dan
bermakna.
Griya
Paseban, 27 Februari 2023
Rosa
Sagala, SDP
Komentar
Posting Komentar