Berjaga di Tapal Batas
Hari
ini kami melakukan perjalanan ke Wini dan Motaain, dua tempat yang menjadi
perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Menginjakkan kaki sampai perbatasan
adalah suatu mimpi ku sejak dulu. Entah mengapa, meletakkan satu tubuh pada dua
negara dengan satuan waktu dan bahasa yang berbeda adalah suatu kebanggaan.
Yang
menarik dari perjalanan ini adalah garis yang membatasi dua negara ini.
Disinilah ambang berakhirnya suatu perjalanan. Titik itu, yang memisahkan satu
negara dengan negara lain, juga menjadi titik temu dari dua negara yang
berbatasan. Kami, tak dapat lagi melanjutkan perjalanan melewati garis itu
tanpa surat dan izin resmi, atau kami harus siap untuk diusir oleh penjaga
negara tetangga. Demikian juga sebaliknya, orang Timor leste tidak akan dapat melewati garis
batas ini tanpa izin dan surat resmi.
Bukankah
ada satu titik dalam setiap kehidupan manusia, yang menjadi titik berhenti, mandeg dan tak dapat lagi melakukan
suatu dalam hidupnya?? Tetapi titik itu juga menjadi titik yang membuat orang
berjalan dalam hidup?? Setiap orang perlu megenal batas-batas kehidupannya,
batas kemampuan dan kerapuhannya. Ketika orang sampai pada titik itu, ia akan
telah menemukan cara untuk melampaunya.
Penjaga
di tapal batas ini, menjadi lambang bahwa orang perlu “kontrol” dalam hidupnya
untuk menentukan “ya” atau “tidak” dalam hidup ini. Saat orang mau melampau
batas-batas yang biasa dari sebelumnya, ada hal-hal yang perlu dilakukan lebih
dari biasanya, ada syarat yang harus dipenuhi.
Perbatasan
ini, mengisahkan suatu cerita kehidupan: ada saat untuk berhenti tetapi pada
titik yang sama pula, ada ajakan untuk maju dan melangkah melewati batas-batas
kehidupan yang ada. Teruslah bertanya pada hati, kemana langkah ini harus
dibawa. Tapal batas ini, menjadi tempat untuk merenung sejenak, kemana langkah
ini harus dibawa.
Believe
that live always awesome and have story to complate every experience be
HISTORY. Cerita tentang Dia dan bersama Dia sang Penyelenggara kehidupan.
Deo Gratias, Sr Maria Rosa PI
Komentar
Posting Komentar