Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

KISAH MENJELANG NATAL

Gambar
                                                          Menerima Yesus yang tak sempurna menurut ukuran dunia. Baru saja aku tiba di komunitas setelah berlibur ke kampung halaman. Ingin aku segera bongkar-bongkar, mandi dan istirahat. Semua rencana itu terhenti, saat aku mendengar ada pasien baru pembukaan lengkap. Segera saja kutinggalkan barang-barang ku dan segera menuju klinik. Sr Magda telah mendahului ku. Dari luar ruang VK yang kudengar hanya tangisan bayi, sementara yang lain tampak sepi. Ada apa? Pikirku. Aku masuk, dan segera saja Sr Magda mengisyaratkan agar aku menangani bayi. Aku terkaget. Bayi lahir dengan berat rendah ditambah lagi dengan Labioshicis. Aku melihat ayah dan ibu terisak, sementara bidan masih mengeluarkan plasenta dari rahim ibu. Inilah satu hal yang sulit kami sampaikan pada keluarga, saat bayi yang lahir, yang sangat diharapkan, tidak sempurna secara fisik. Ada perang batin. Apalagi mengingat anak ini adalah anak pertama, cucu pertama. Tet

MAKNA HIDUP

Gambar
Dok. Pribadi “Suster, sudah lahir.” Ucapnya riang ketika aku datang menyapanya pagi itu. “semalam aku mencari suster. Sebenarnya, aku mau suster yang bantu persalinan ku!!!” Ahhh... “tidak apa-apa bu, yang penting sudah lahir dengan selamat.” Kataku sambil menyentuh pipi bayi mungilnya. Rasa yang sama juga kualami. sebenarnya aku ingin bertahan menunggu sampai pembukaan lengkap dan persalinan. Tapi karena beberapa agenda, maka aku tak dapat membantu dalam proses persalinannya. Pembicaraan singkat pagi ini membuatku menemukan satu makna hidup: persaudaraan tercipta saat hati terbuka untuk bersahabat. "Dia" melampaui pengenalan dan hubungan darah. Mereka yang datang, bukanlah sekedar pasien. Urusan selesai dan mereka pulang. Aku memahami bahwa setiap perjumpaan adalah cara Tuhan untuk menyatakan diri-Nya. Ketulusan dalam pelayanan, perhatian dalam kebersamaan tentu akan dapat mereka rasakan dan itulah yang membuat mereka percaya. Perjumpaan hari ini, memb

GURU

Gambar
Saat kami masih asik bersenda gurau dengan segala perbincangan yang kadang tidak begitu penting, ia telah menghilang. Kami sudah tahu, dia pasti ke ruang kelas mendahului kami. Sambil menunggu waktu pelajaran, kami masih asyik saja saling berbagi atau dengan segala kesibukan masing-masing. Saat waktu nya pembelajaran dimulai, dan kami telah masuk kelas, Kami akan disambut dengan seorang guru yang telah siap menunggu di kelas dan yang pasti : papan tulis telah penuh dengan tulisan tangannya akan materi yang akan di ajarkannya saat itu. Pembelajaran selalu dimulai dengan mendaraskan Mazmur dan setiap kali, ia akan mengajak kami hening, bersyukur atas segala keindahan dan rahmat yang Tuhan berikan. Di waktu yang berlainan, saat kami sedang mendalami kisah Ayub, kami sampai pada teori dimana Allah memperhatikan seluruh ciptaan-Nya dan memelihara semua dalam Kasih-Nya. Tak lupa ia mengajak kami untuk “merenung dan mencari” simbol tentang kasih Allah yang luar biasa, yang mamp

BERSYUKUR UNTUK SETIAP PENDERITAAN

Gambar
Hari ini, tiba-tiba saja aku sungguh bersyukur untuk semua pengalaman berat yang pernah  kualami. Saat dimana aku berjuang dan menitikkan air mata. Aku tau, bahwa saat perjuangan itu begitu berat yang ada hanyalah keinginan untuk menyelesaikannya, mengakhirinya sesegera mungkin. Namun, setelah semua perjuangan itu berakhir, tentunya dalam deraian air mata kesetiaan, aku merasakan ada kurang dalam diriku.. aku kurang bersyukur atas setiap penderitaan yang pernah kulalui. Dalam penderitaan itu, sesungguhnya aku boleh menjadi diriku sendiri. Dalam penderitaan itu, aku boleh dekat dan berkeluh kesah pada orang yang aku cintai. Orang tua, sahabat dan siapa saja.. bahkan dalam penderitaan itu, aku bisa dapat teman baru yang sama-sama berjuang dengan ku. Dengan pederitaan itu, aku boleh menangis dipundak orang yang peduli dan dibalik semua perjuangan itu, aku menemukan tangan tangan baru yang siap membantuku, hati yang siap menerimaku dan raga yang siap menemaniku. Aku semakin yakin

MENATAP-NYA DARI WAJAH KE WAJAH

Gambar
Akhir akhir ini, aku dikagetkan beberapa berita kematian. Seorang rekan kerja, masih muda meninggal mendadak kena serangan jantung. Tidak lama sesudah itu, masih dalam minggu yang sama, kami dikabari bahwa tetangga sebelah komunitas meninggal karena serangan jantung. Tadi malam, juga terkaget mendengar suami karyawan susteran di Semarang yang dulu juga pernah bekerja di susteran itu, meninggal mendadak karena serangan jantung. Mengagetkan!!! Dengan usia yang sangat muda, tanpa pesan dan tanda-tanda, semua perjuangan didunia ini diakhiri seketika itu juga. Umur manusia, siapakah yang tahu kapan dan dimana akhirnya?? Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, kemana jiwa ini akan kembali setelah peziarahan di dunia ini berakhir? Apakah berakhir di dunia ini, ataukah masih berlanjut ke kehidupan yang baru? Aku meyakini, seperti yang diungkapkan Yesus dalam kitab Suci. “Aku pergi ke rumah Bapa-Ku untuk mempersiapkan tempat bagimu.” Kristus telah mendahului ku, mempersiapkan tempat b

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

Gambar
Sepulang dari kerja hari ini, aku mampir ke TPA menyapa anak-anak yang sedang bermain. Sampai disana, seorang anak umur kira kira 2 tahun mendekati ku. Dengan kata-kata yang tidak begitu jelas dia mengadu padaku “akal.. akal..” sambil menunjuk teman-temannya yang lain. Aku tau maksudnya. Teman-temannya nakal, tidak mengajak dia bermain. Aku pun mendekati anak-anak lain, sambil melap ingus anak yang menangis tadi. “hallo, kenapa temannya nggak diajak main?” satu anak langsung menimpali “nggak mau, dia ada ingusnya” spontan aku tertawa. Oalahh. Mereka tidak mengajak temannya bermain karena ada ingus- yang memang sangat banyak- . “udah, ini sudah sr bersihkan. Ayo, temanan lagi” mereka menerimanya dan bermain kembali. Itulah dunia anak-anak. Mereka apa adanya. Dengan terang-terangan mereka mengungkapkan apa yang tak mereka senangi terhadap suatu hal. Mereka tidak berpura-pura, to the point. Tetapi berbeda dengan orang dewasa. Kadang kala, tidak berani jujur menunjukkan keku

"Memandang Matahari Sejati"

Gambar
Setiap pagi, ketika aku akan berangkat menuju klinik tempat ku bekerja, selalu ada pemandangan yang sama yang ku temui setidaknya bila sedang tidak hujan. Saat membuka pintu susteran, yang tampak pertama kali adalah matahari yang bersinar cemerlang. Sangat terang dan setiap kali pula aku akan menutup mata langsung menutup mata karena sinarnya yang menyilaukan. Kadang, sebelum pintu ku buka aku sudah pasang kuda-kuda: menutup mata dan wajahku terlebih dahulu, baru kemudian aku membuka pintu.  Menarik!!!! Membuatku berefleksi lebih mendalam. Begitulah aku dihadapan Dia, sang Empunya kehidupan, Sang Matahari Sejati. Memandang Dia, membuatku sadar betapa tak pantas dan layaknya diri ini. Penuh kerapuhan dan ketidakberdayaan. Seperti ungkapan ketidakpantasan yang setiap kali kudaraskan saat perayaan ekaristi “Tuhan aku tak pantas, Tuhan masuk padaku” Namun, cinta-Nya yang agung setiap kali merengkuh kekurangan dan kerapuhanku. Dia membuat aku berharga dan se