TUSUK GIGI DARI SAHABAT

                                                     
                                                      
Aku tertawa geli saat seorang suster memberikan sebuah hadiah padaku. “Titipan dari teman angkatan” begitu katanya dengan mantap sambil menyodorkan hadiah kecil itu kepadaku.
Oh, inikah hadiah yang ia katakan ingin berikan kepadaku?
Ahaa.. sebuah tusuk gigi yang dibungkus rapi dalam kertas berwarna putih. Sebuah, ya, hanya sebuah.
Kalau boleh jujur, ini adalah salah satu hadiah terbaik yang kuperoleh sepanjang menjadi teman angkatannya.
Dulu, waktu masih masa-masa postulan, aku punya kebiasaan menusuk sela-sela gigi sesudah makan. Maklum, ada saja sisa makanan yang suka nyelilit di sela-sela gigiku. Aku tahu, bahwa “adegan” menusuk gigi ini akan semakin membuat gigiku renggang. Namun, entah mengapa ada saja keasyikan tersendiri saat melakukannya. Apakah ini terkesan “kemproh” atau terkesan tak sopan? Ah, biar saja. Itu yang ku katakan dulu.
Aku menjadi bertobat karena sahabatku ini. Kemana pun ia pergi, atau jika ia bertemu dengan orang yang hendak bertemu juga denganku, ia akan mengirimkan tusuk gigi. Apakah ini keisengan ataukah shock terapi? Entah apapun yang ia pikirkan, bahwa tindakannya ini membuatku berhenti menusuk sela-sela gigiku. Serasa ia mengatakan “hentikan!!” padahal ia sedang mengirimkannya padaku.
Ini aneh dan iseng, tetapi aku bersyukur punya manusia unik seperti dia yang selalu punya cara membuatku tertawa geli.
Jauh lebih dalam aku merenungkan. Kiriman tusuk gigi adalah salah satu ungkapan cinta sederhana dari seorang sahabat. Ia tak akan kehilangan kreatifitas untuk menyapa dan membuat sahabatnya tersenyum terlebih ia selalu punya cara agar sahabatnya menjadi lebih berkembang dalam cinta pada yang Ilahi.
Terimakasih sahabat!!!!


Sr Maria Rosa PI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Mereka Tidak Suka Pura-Pura"

KISAH MENJELANG NATAL

DIAN