Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Es Teh dan Panas Dalam

Gambar
Seorang suster menyapaku saat berada di ruang makan.  “ Tumben, minum air es ” begitu sapanya melihat aku- yang memang sangat sangat jarang minum yang dingin-dingin-, sore itu memasukkan es batu dalam gelas yang berisi teh. Hari hari ini memang sangat panas, apalagi setelah dari kampus dengan jalanan yang ramai dan panas membuat keringat bercucuran. Sangat tidak nyaman. Maka aku berinisiatif membuat es teh. “ Duh Gusti, segarnya ” seru ku begitu mengalami kelegaan melalui tegukan demi tegukan es teh yang melewati tenggorokanku. Sambil ngadem , kami mulai pembicaraan mengenai kegiatan harian yang terjadi. Lalu, tiba-tiba seorang suster berkata “ ya kalau panas karena udara begini bisa didinginkan dengan es teh, la kalau panas dari dalam? Es teh tidak cukup ” katanya sambil berlalu Memang tidak cukup. Perlu dirilis dan bersihkan. Sahutku dalam hati. Masih menikmati tegukan yang menyegarkan dari es teh itu, saat susterku sudah berlalu meninggalkan ruang makan, aku merasa-rasakan p

Sampah oh sampah, mengapa aku membawamu kemana-mana?

Gambar
  Hari ini libur, jadi kuniatkan untuk merapikan file photo-photo di hardisk ku. Entahlah, sudah berapa lama aku tak merapikan photo dan dokumen yang ada. Setiap kali memori handphone  penuh, aku langsung memasukkan photo-photo pada hardisk tanpa melihat apakah photo dan dokumen ini penting atau tidak. Kendalanya, setiap kali aku butuh photo untuk kebutuhan Kerasulan Pannggilan, atau saat ada suster yang meminta photo dariku, butuh waktu yang lama untuk mencari. Perlahan - lahan ku pilih, mana yang harus di buang mana yang perlu dimasukkan dalam folder. Tadi, aku sudah menghapus satu kloter. Entah, berapa banyak photo yang tak perlu lagi masih tersimpan dan memenuhi hardisk ku. Aku terkaget saat hendak menghapus file kloter kedua. 27.830 item. What??? Sebanyak ini sampah-sampah yang tak berguna ku bawa-bawa, memenuhi memori card ku. Memang, butuh waktu untuk selalu merapikan dan membuang yang tak perlu. Bukankah demikian dalam hidup? Adakalanya, tanpa sadar, tak punya waktu dan

Rambut Panjang Tinggal Kenangan.

Gambar
(Gambar dari internet) Sudah beberapa waktu aku merasa terganggu karena rambut panjangku mulai rontok dan mengotori lantai kamar. Sedih rasanya setiap kali menyapu kamar, banyak rambut yang rontok berceceran di lantai. Maka sebagai niat, sesudah ujian proposal, aku buat jadwal untuk potong rambut. Walau sebenarnya masih berat, belum rela. Tapi ya, mau bagaimana lagi. . Sampailah di salon, hari ini.  "Suster, rambutnya sudah terlalu panjang, jadi akarnya nggak kuat, makanya rontok" Aku merasa-rasa perkataan ibu salon. Tampaknya bukan karena panjang, maka akarnya nggak kuat. Masalahnya adalah akarnya tidak kuat sehingga tidak kuat pula menanggung beban rambut yang makin panjang. Hmmm Aku sedang tidak berbicara mengenai rambut. Tetapi kata akar, sungguh menyentuh bagiku Bukankah hidup juga demikian? Ketika aku mengakar kuat pada Allah, maka seberat apapun perjuangan tak akan mematahkan ku. Sesulit apapun jalan yang dilalui, jika akar iman melekat kuat pada diri, maka akan dimamp

Re-Set

Gambar
   (Gambar dari internet) Dari tadi sore aku sedikit terganggu dengan layar handphone -ku yang tiba-tiba berubah warna menjadi tampak kekuningan dan buram. Aku coba mencari-cari penyebabnya di pengaturan tetapi tak kunjung menemukan. Kubiarkan, karena aku sudah lelah mencari cara mengubah warnanya. Malam pun tiba, aku kembali membuka hp-ku dan masih menggerutu dengan warna yang tak jelas dipandanganku. Aku buka kacamata, berharap penyebabnya adalah kacamataku yang buram. Sama saja, bukan. Lalu, tanpa sengaja, aku menggeser bagian atas layar, menemukan item yang membuat warna layar berubah menjadi perisai malam. Sekali klik! Beres. Layar hp-ku kembali cerah .. Berubah warna! Menjadi buram! Kadangkala begitulah hidup. Ada settingan yang berganti yang membuat kita menjadi tak dapat menikmati hidup. Kelelahan, banyaknya tuntutan, tugas rangkap, atau bahkan saat tak punya suatu tujuan yang ingin diperjuangkan dalam hidup. Healing ! Begitulah kerinduan banyak orang untuk menjernihkan hatinya

Yupi, Kopiko, dan kesetiaan untuk berproses. Jadilah Tangguh!

Gambar
Siang ini, aku janjian dengan dosen pembimbing untuk bimbingan skripsi. “Jam 14.00 ya Suster” katanya, saat aku kontrak waktu beberapa hari lalu. Sambil mengeluarkan sepeda motor, aku sedikit menggerutu karena penanda bahan bakar motor sudah digaris dua, artinya perlu ke pom bensin. Untung saja waktunya cukup. Sampai di kampus, ruang tunggu di depan kantor dosen sudah penuh mahasiswa. Aku mengambil posisi duduk di kursi kosong didekat dua mahasiswi yang juga sedang duduk menunggu. Waktu menunjukkan pkl. 14.00, dosen pembimbing tak kunjung datang, tak ada kabar dan tak ada di kantor. “sedang ada pelatihan, selesai jam 15.00, mbak” kata teman yang duduk disebelahku. Kembali, dengan menggerutu aku menunggu sambil berbincang – bincang dengan teman disebelahku, sampai akhirnya tinggal aku dan seorang mahasiswa keperawatan yang masih setia menunggu. “suster itu apa mbak” katanya ketika pak Rahmat, satpam STIKES berbicara denganku dan menyapaku dengan sebutan suster. Pertanyaan yang akhinya m

Sensitif?

Gambar
  Sensitif, bagaimana mungkin? Tadi siang, setelah latihan persiapan Temu Hari Anak Misioner di Paroki, bersama Sr. Paulina aku segera pulang ke komunitas karena sudah janjian untuk Yoga dengan pasien. Di perjalanan, aku teringat bahwa perlu membeli buah untuk komunitas. Maka mampirlah kami di toko buah langgaran. lihat sana-sini, sampailah pada keputusan untuk membeli duku. Saat hendak memilih, sang penjual katakan “ pakai ini mbak, soalnya buahnya sensitif ” katanya sambil menyodorkan piring melamin padaku. Aku mengernyitkan kening. “ kalau disentuh tangan, buahnya sensitif, jadi cepat hitam mbak ” lanjutnya seperti membaca pikiranku. Buah duku, gampang menghitam- sensitif- seperti bahasa penjual buah. Kata -kata itu masih menggelitik dihatiku, buah duku mempunyai sensitifitas pada panas sehingga saat disentuh oleh tangan manusia, cepat berubah menjadi hitam. Buah si buruk rupa demikianlah duku sering dijuluki, walaupun sebenarn

Tampak Kuat dalam Kerapuhan?

Gambar
  Hari-hari ini aku merasakan gigiku bermasalah lagi. Setiap kali gosok gigi terasa ngilu dan sakit saat terkena air yang dingin. Kuputuskan untuk periksa ke dokter. Apakah tambalan kecil sebelumnya rusak, atau ada masalah lain? Dokter mulai memeriksa, sambil mengetuk satu gigi dengan gigi lain dokter bertanya, apakah rasanya beda atau sama saat mengetuk gigi yang berbeda. Aku tidak sedang ingin bercerita tentang proses pemeriksaan gigi dari awal sampai akhir. Yang menarik bagiku adalah kata-kata Drg. Dinda “Suster, giginya dari luar tampak kuat tetapi sebenarnya di dalam sudah rapuh” sambil menyarankan agar ditambal dahulu, jika tetap sakit maka perlu Perawatan Saraf Akar. Aku merenungkan kata-kata singkat tetapi sangat dalam – menurut versiku- adakalanya sesuatu begitu tampak indah, kuat, gagah dari luar tetapi di dalam begitu rapuh dan rusak. Bukankah demikian kadangkala terjadi dalam hidup? Dunia “memaksa” kita untuk menjadi tangguh, sampai kita lupa caranya menikmati dan ber

Soal Baru, Jalan Baru, Rahmat Baru

Gambar
“Aku kok MTBS nggak mudeng ya? Apa pas dijelaskan aku entah kemana?” kata ku memulai pembicaraan di group wa setelah ujian komunitas selesai. “Aku merasa belum ada materi MTBS di komunitas, apa aku ketiduran ya?” Sulis melanjutkan “Aku juga merasa belum pernah mendengar” Kata mbak Hesty yang semakin menguatkanku bahwa materi itu memang belum kami pelajari dan mengapa banyak muncul di soal ujian. Tentu hal yang mengagetkan, aneh dan sulit untuk diterima, saat diri merasa belum siap dan mendapatkan soal ujian yang tak sesuai dengan apa yang dipelajari – tentu ini adalah versiku. Tetapi jika memandang lebih luas, materi itu adalah bagian dari kebidanan yang kami geluti dalam asuhan kebidanan komunitas. Aku tertegun sejenak. Bukankah kadangkala hidup pun demikian adanya? Ada soal-soal baru dalam kehidupan, yang tampaknya belum pernah ku pelajari dalam hidup. Ada situasi situasi baru yang membuatku kaget karena merasa baru pertama kali mengalaminya. Jalan baru itu, persoalan ba